Ketika sikap tidak bertanggung-jawab bertemu dengan sikap tidak rasional
Sebagai pendiri dan direktur Answering Islam, saya menolak dan mengecam himbauan untuk membakar Qur’an yang diserukan oleh Pendeta Terry Jones.
Walaupun saya menyadari pentingnya membongkar dan memaparkan kepalsuan Qur’an dan aspek-aspek yang jahat dari Islam – dan Answering Islam telah melakukannya selama lebih dari 15 tahun – Hari Membakar Qur’an ini gila, tidak bertanggung-jawab dan tidak mencerminkan sikap kristiani berdasarkan beberapa alasan.
Kegilaan
Selama era komunis, rejim totaliterian di Uni Soviet, Rumania, Vietnam dan negara-negara komunis lainnya menghancurkan ratusan ribu Alkitab (dibakar, disobek-sobek dan dijadikan kertas toilet). Tetapi penghancuran-penghancuran Alkitab itu tidak pernah membuat seorang Kristen (atau non-Kristen) percaya bahwa Alkitab itu salah atau jahat. Penghancuran fisik hanya menjadikan Alkitab lebih berharga dan banyak orang telah mempertaruhkan hidup mereka untuk memperoleh Alkitab atau memberikan Alkitab kepada gereja-gereja yang dianiaya.
Gagasan tidak dapat diperangi dengan cara membakar buku-buku yang menulis tentang gagasan tersebut. Gagasan dan ideologi harus diperangi dengan memberikan argumen-argumen yang benar dan tepat. Gagasan dan ideologi hanya dapat dikalahkan dengan cara mengekspos kesalahan-kesalahan dan/atau imoralitas yang terkandung di dalamnya.
Dengan membakar buku apapun – apakah itu Alkitab, Qur’an atau Manifesto Komunis – orang yang membakar buku/kitab tersebut tidak mengekspos apapun mengenai natur buku itu; ia hanya semata-mata menunjukkan dirinya sebagai orang yang fanatik dan orang biadab yang tidak berbudaya.
Membakar Qur’an adalah gila, karena hal itu tidak akan meyakinkan seorang Muslim pun bahwa Qur’an itu salah. Itu hanya akan meningkatkan komitmen dan pengabdian mereka kepada Islam.
Pemahaman ini mestinya cukup kuat untuk mendukung bahwa membakar Qur’an adalah ide yang buruk dan kegiatan itu harus dibatalkan.
Walaupun pembakaran Qur’an tidak akan menerangi apapun, namun pasti akan menghasilkan banyak api.
Tidak bertanggung-jawab
Keinginan saya adalah agar dunia Muslim menyadari kegilaan tindakan ini dan bertindak dewasa. Apakah Terry Jones benar-benar berpikir bahwa Islam dapat dikalahkan hanya dengan membakar Qur’an? Tertawailah dia. Adakan unjuk rasa damai. Buatlah lelucon mengenai dirinya. Buatlah olok-olokan mengenai dia, namun tetap bersikap damai. Biarlah Tuhan yang menghakimi, oleh karena anda sadar bahwa Allah adalah Tuhan Pencipta alam semesta, Yang Maha Kuasa, dan Sang Hakim Utama, maka yakinlah bahwa Ia akan menghakimi dengan adil.
Bayangkan: Terry Jones ingin mengekspos kejahatan Islam – dan orang-orang Muslim tetap berikap ramah dan damai dan membiarkan tingkahnya menjadi sebuah kegagalan absolut. Itu akan sangat menakjubkan!
Sedihnya, tidak mesti orang jadi nabi untuk memprediksi bahwa akan ada ratusan ribu orang Muslim di seluruh dunia, jika tidak jutaan, yang tidak akan mempunyai kedewasaan ini, namun pasti mereka akan melakukan kerusuhan dan membunuh banyak orang yang tidak bersalah sebagai balas dendam oleh karena kegilaan satu orang di tengah masyarakat Amerika.
Ada laporan bahwa kelompok Muslim radikal di Nigeria, Pakistan, Indonesia dan negara-negara lain sedang bersiap untuk melampiaskan balas dendam mereka terhadap orang-orang Kristen setempat yang tidak bersalah. Kebencian mereka terhadap orang Kristen dan orang-orang tidak beriman lainnya sudah ada lama sebelum hal ini, tetapi peristiwa ini memberi mereka wacana dan "pembenaran" religius untuk mewujudkan kebencian dalam hati mereka dengan membunuh orang-orang Kristen dan menghancurkan rumah-rumah mereka dan merasa bahwa dengan melakukan hal itu mereka sedang memulihkan kehormatan Islam. Membunuh banyak orang yang tidak berdosa oleh karena kegilaan satu orang – ribuan mil jauhnya – yang membakar sebuah buku? Ini mentalitas yang benar-benar gila. Ini tidak rasional, tetapi sebuah realita yang menyedihkan dan jahat.
Lima tahun yang lalu, "kartun-kartun Muhammad" yang menggambarkan kekejaman Islam dipublikasikan di sebuah surat kabar Denmark. Alih-alih melakukan refleksi atas pertanyaan mengapa orang mendapatkan kesan semacam itu dan mengadakan debat sipil mengenai hal ini, dunia Muslim mengamuk dan ini menegaskan klaim bahwa Islam memang benar kejam. Kemungkinan besar, kisah sedih ini kini akan terulang kembali.
Sementara orang-orang Barat bisa saja memikirkan hal ini dalam kategori benar dan salah, dinamikanya berbeda di banyak kebudayaan Islam; disana perkara ini berkenaan dengan kehormatan, malu dan kekuasaan.
Jika orang Muslim tidak mampu mencegah pembakaran Qur’an di Amerika, mereka akan merasa terekspos sebagai kaum yang tidak berdaya dan oleh karena itu mereka akan merasa "dipermalukan". Oleh karena itu, mereka akan berusaha untuk mengatasi penghinaan ini dengan cara menunjukkan diri berkuasa di tempat-tempat lain dan akan menghancurkan serta membunuh apapun yang kelihatannya "Kristen" sebagai balas dendam untuk menegakkan kembali "kehormatan kekuasaan".
Walaupun saya tidak dapat melihat bagaimana kekerasan dan pembunuhan orang-orang yang tidak berdosa akan menegakkan kehormatan orang-orang Muslim atau Islam, beberapa (banyak?) orang Muslim nampaknya berkelakuan atas dasar psikologi yang miring seperti itu.
Oleh karena realita-realita tersebut, membakar Qur’an bukan saja gila, namun benar-benar bodoh. Kecuali ada mujizat terjadi, tidak pelak lagi hal ini akan mengakibatkan pertumpahan darah banyak orang yang tidak berdosa.
Darah itu akan menjadi tanggung-jawab orang-orang Muslim dan para pemimpin mereka yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan pembunuhan ini. "Kamulah yang menyebabkan aku melakukannya" tidak dapat menjadi alasan. Setiap orang Muslim akan memutuskan sendiri apakah ia akan menyerang orang-orang yang tidak berdosa atau tidak, dan akan bertanggung-jawab atas darah yang ia tumpahkan. Saya mempunyai sedikit harapan bahwa Islam tidak akan kembali menunjukkan dirinya sebagai sesuatu yang jahat. Namun demikian, Pendeta Jones bersikap bodoh dan tidak bertanggung-jawab jika melakukan hal itu. Itu sama bodohnya dan tidak bertanggung-jawab jika mengusili ular derik yang beracun atau seekor beruang liar saat ada anak-anak kecil yang tidak berdaya berdiri di dekatnya, dan kemungkinan besar akan menjadi korban dari tindakan ini.
Seakan-akan kita sedang menyaksikan sebuah pertandingan ketidakwarasan. Apakah orang Muslim benar-benar ingin memenangkannya dan menunjukkan diri sebagai pihak yang paling tidak waras dari semua?
Sebagai kritik terhadap Islam: tidak ada orang yang dapat memerangi irasionalitas dengan sikap tidak bertanggung-jawab. Membakar Qur’an sama seperti berusaha memadamkan api dengan cara menyiramkan bensin ke atasnya. Padamkanlah api itu dengan menggunakan air dan bukan gas. Tidak ada cara lain selain dari mengadakan perbincangan intelektual yang beradab mengenai hal-hal yang tidak disepakati. Ini memerlukan studi dan analisa yang cermat dan pikiran yang jernih. Membuat debat menjadi emosional tidak akan menolong siapapun.
Saya menghimbau Terry Jones untuk bersikap sebagai seorang laki-laki, menunjukkan diri mau belajar dan melakukan hal yang benar dan terhormat, yaitu: meminta maaf karena telah membahayakan banyak orang yang tidak berdosa dengan bersikap demikian dan membatalkan "Hari Membakar Qur’an".
Apapun yang akan dilakukan oleh Mr. Jones, saya menghimbau agar para pemimpin Muslim mengabaikan rencananya itu sebagai sebuah tindakan yang bodoh yang tidak dapat membahayakan Islam dan tidak masuk ke dalam kompetisi ketidakwarasan. Menolak untuk merasa terhina. Kalian mempunyai kesempatan untuk menunjukkan bahwa Islam itu lebih baik daripada reputasinya – jika tidak maka kalian akan mengkonfirmasi pengharapan terburuk dari dunia yang sedang menyoroti Islam. Mengetahui bahwa membunuh orang-orang yang tidak berdosa dapat jauh lebih menodai kehormatan Islam daripada yang diakibatkan oleh pembakaran Qur’an. Tentunya kalian menyadari adanya pertentangan yang luas terhadap rencana ini oleh banyak orang Kristen dan juga orang sekuler bukan? Jangan memberikan penghormatan kepada Terry Jones sedang ia tidak pantas menerimanya. Ia tidak merepresentasikan orang-orang Kristen, tidak juga Amerika, tidak juga "Barat".
Oleh karena orang Muslim terus menerus berbicara mengenai Islam sebagai agama keadilan dan bagaimana Islam menentang semua ketidakadilan, bagaimanakah orang dapat percaya pada kalian selain sejumlah kecil orang gila melihat sejumlah besar orang Muslim menyerang orang-orang yang tidak berdosa oleh karena perbuatan orang lain? Ini akan menjadikan pengajaran kalian sebagai bahan olokan dan akan memperlihatkan bahwa Islam adalah agama ketidakadilan yang jahat.
Mengapa "Hari Membakar Qur’an" tidak alkitabiah dan dengan demikian tidak kristiani
Banyak orang Kristen ternama yang telah mengutuk rencana untuk membakar Qur’an ini, dan telah mengemukakannya dengan jauh lebih jelas daripada yang saya lakukan. Berikut ini adalah beberapa "link" untuk tanggapan-tanggapan tersebut:
A Bad Idea - International Burn a Koran Day (Sebuah ide buruk – Sebuah Hari Membakar Qur’an)
Seven Questions for the Pastor Who Wants to Burn Copies of the Koran on 9/11(Tujuh Pertanyaan untuk Pendeta Yang Ingin Membakar Kitab Qur’an pada tanggal 11 September)
National Association of Evangelicals Press Release (Press Rilis dari Asosiasi Nasional Para Penginjil)
Why Christians Shouldn’t Burn the Qur’an (Mengapa Orang-Orang Kristen Seharusnya Tidak Membakar Qur’an)
The International Burn a Koran Day of the Dove World Outreach Centre (Sebuah Hari Internasional Untuk Membakar Qur’an dari the Dove Qorld Outreach Centre)
Ijinkanlah saya menambahkan beberapa pemikiran:
Pertama, tidak ada satupun perintah ataupun himbauan dari Yesus atau para rasul-Nya untuk menghancurkan kuil-kuil pagan, simbol-simbol atau kitab-kitab religius. Teladan Yesus dan para rasul secara konsisten berbicara menentang hal itu. Kedua, Yesus dan gereja mula-mula secara reguler menghadapi oposisi keras dari orang-orang Yahudi maupun kaum pagan baik sebelum dan semasa kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis. Kitab-kitab tersebut harus dibaca dengan latar-belakang penganiayaan. Tapi apakah yang dikatakan oleh kitab-kitab Perjanjian Baru itu?
Kamu telah mendengar firman: 'Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.' Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Tuhanpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. (Matius 5:43-48)
Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang. (Kolose 4:6)
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat. (1 Petrus 3:15)
Dan masih banyak lagi ayat yang dapat ditambahkan disini. Perjanjian Baru sangat konsisten dalam pemberitaannya. Perjanjian Baru memuat kata-kata yang jelas mengkritik dan menghakimi penyembahan berhala dan imoralitas, tapi tidak pernah menghimbau untuk melakukan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak percaya atau menghancurkan bangunan-bangunan atau simbol-simbol atau kitab-kitab suci mereka.
Dua bagian Alkitab berikut ini nampaknya relevan untuk konteks ini:
Ketika hampir genap waktunya Yesus diangkat ke sorga, Ia mengarahkan pandangan-Nya untuk pergi ke Yerusalem, dan Ia mengirim beberapa utusan mendahului Dia. Mereka itu pergi, lalu masuk ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka. Lalu mereka pergi ke desa yang lain. (Lukas 9:51-56)
Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai! Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Tuhan, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:14-21)
Pendeta Jones, dengan hati nurani yang bersih dapatkah anda mengatakan bahwa rencana anda itu seturut dengan sikap taat kepada Firman Tuhan dan merefleksikan karakter Kristus?
Wahai Muslim, apakah kalian yakin bahwa merespon dengan kekerasan adalah cara yang lebih baik daripada pengajaran yang telah dikemukakan di atas?
Kiranya Tuhan bermurah hati pada kita semua..
Wednesday, March 19, 2014
Batalkan Hari "Membakar Qur’an
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment