Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Wednesday, March 19, 2014

Alam-Alam Yang Akan Di Lalui Oleh Setbap Manusia

Pernahkah kita mengajukan pertanyaan kepada diri kita masing-masing, Dimanakah kita sebelum dilahirkan? Apa dan bagaimana kita selama di alam kandungan yang gelap gulita itu? Bagaimanakah proses perjalanan yang melelahkan itu sehingga kita sampai ke dunia ini? Lantas apa tujuan kita hidup di dunia? Apa yang terjadi dengan umur kita yang semakin bertambah dan kian hari usia kita semakin berkurang? Setelah tutup usia, kemanakah kaki kita melangkah? Sekilas pertanyaan-pertanyaan tersebut terlihat biasa saja, namun pada hakikatnya sungguh luar biasa. Sebab semua pertanyaan tersebut menyangkut proses perjalanan manusia, dari alam roh hingga alam yang kekal nan abadi yakni akhirat. Saat ini kita berada di alam Dunia, namun pernahkah kita sejenak merenungkan hal ini?

Menurut keterangan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits dikemukakan dengan jelas dan tegas, bahwa manusia akan melalui berbagai alam atau hidup dalam tahap-tahapan yang pasti dilaluinya. Ada 4 tahapan yang harus dilalui manusia yaitu:

1. Alam Kandungan
2. Alam Dunia
3. Alam Kubur(Barzakh)
4. Alam Akhirat

Keempat alam yang ditempuah oleh setiap jiwa atau ruh manusia itu, benar-benar telah dikemukakan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist, yang uraiannya secara ringkas adalah sebagai berikut:

1. Alam Kandungan


Yaitu sewaktu manusia itu masih dalam kandungan ibu, dan pada waktu itulah dimulainya proses kejadian manusia, yakni Allah SWT menciptakan manusia dari saripati(berasal) dari tanah, dari saripati itu Allah SWT jadikan air mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Allah SWT jadikan segumpal darah yang kemudian dijadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Allah bungkus dengan daging. Setelah itu barulah Allah menjadikannya makhluk yang berwujud manusia seperti kita. Jadi pada tahap yang pertama ini manusia telah mengalami hidup di alam kandungan, yang keadaan di situ adalah amat sempit, terbatas, banyak kesukaran, dan penuh kegelapan yang tertimbun-timbun. Dan pada waktu itu manusia belum mengerti situasi dan kondisi. Dalam hal ini dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman: Artinya;

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati(berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah lalu segumpal darah itu Kami jadikan tulang belulang , lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minuun : 12-14)

Kemudian disebutkan dalam sebuah hadits : Artinya :

“Bahwasanya seseorang dari kamu itu dikumpulkan kejadiannya dalam kandungan ibunya 40 hari, masih berwujud air mani. Lalu jadilah segumpal darah selama 40 hari, kemudian Allah mengutus malaikat, lalu meniupkan ruh didalam tubuhnya dan diperintah dalam empat perkara ialah : menuliskan ketetepan tentang rezekinya, ajalnya, amalnya dan menjadi orang celaka atau bahagia”. (HR. Imam Muslim)

Sesudah sembilan bulan lamanya berada didalam rahim ibu, yang dikandungnya dengan susah payah, penuh rasa keprihatinan, maka lahirlah manusia itu ke alam wujud dalam keadaan yang masih kecil dan lemah, tidak punya daya dan kekuatan, belum punya ilmu dan harta, maka barulah manusia akan mengalami fase kehidupan di alam dunia yang fana ini.

2. Alam Dunia


Tersebut dalam firman-Nya:

Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur”. ( Q.S An-Nahl : 78)

Setelah manusia manusia itu lahir dari kandungan sang ibu dan hidup, maka barulah manusia itu menempuh kehidupan yang kedua kalinya, yaitu hidup di alam dunia. Maka mulailah manusia setelah lahir didunia mengalami pertumbuhan yang pasti berlaku, dari kecil menjadi besar dan dari muda menjadi tua. Ditahap yang fana, tujuan utamanya adalah untuk mengejar kebaikan bagi yang beriman dan berakal sehat, bagi yang tidak beriman ia akan menumpuk-numpuk kejahatan. Oleh sebab itu dunia ini dapatlah dianggap sebagai sebab-sebab dapat diperolehnya kebahagiaan atau kecelakaan. Dan hanyalah kehidupan dunia adalah merupakan kenikmatan yang memperdayakan dan menipu. Di dalam Al-Qur’an Allah Ta’ala berfirman:

Artinya:
“kehidupan dunia itu lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Q.S Ali Imran :185)

Oleh karena itu dalam kesempatan menempuh kehidupan pada tahap yang kedua ini yakni hidup di alam dunia janganlah seseorang hanya terpedaya dengan kemewahan, kemegahan, kesenangan dan kenikmatan dunia saja, dan jangan pula tertipu oleh bujukan syaithan dalam mentaati Allah SWT. Akan tetapi kejarlah dan bersegeralah memperbanyak amal shalih dalam kesempatan yang telah dimodali dengan umur itu sebagai bekal untuk menempuh kehidupan di alam selanjutnya.

Bukankah dalam hal ini Allah Ta’ala memperingatkan kepada kita sebagaimana firman-Nya:

Artinya:
”sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan(pula) penipu(syaithan) memperdayakan kamu dalam(mentaati) Allah”. (Q.S Luqman : 33)

3. Alam Kubur (Barzakh)


Alam kubur disebut juga dengan alam Barzakh. Ketika manusia meninggal, mereka akan menempati alam ini sampai hari kiamat tiba. Alam barzah adalah suatu dunia lain yang dimasuki seseorang setelah meninggal dunia untuk menunggu datangnya kebangkitan kembali pada hari kiamat. Pada alam kubur akan datang malaikat Mungkar dan Nakir untuk memberikan pertanyaan seputar keimanan dan amal perbuatan kita. Jika kita beriman dan termasuk orang baik, maka di dalam kubur akan mendapatkan nikmat kubur yang sangat menyenangkan daripada nikmat duniawi, sedangkan sebaliknya bagi orang yang tidak beriman kepada Allah SWT, siksa kubur praneraka yang pedih sudah menanti di depan mata.

Alam Barzah adalah kurun waktu (periode) di antara saat kematian manusia di dunia ini dengan saat pembangkitan (dihidupkannya kembali) manusia di Hari Pembalasan. Kita tidak mengetahui apa yang terjadi di dalam periode ini. Namun demikian, kita dapat menyimak dari berbagai ayat didalam kitab suci Al-Qur-an dan Hadits Nabi Muhammad SAW mengenai periode ini. Sebagai contoh, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-An’aam Ayat 93

“Jika saja kamu dapat melihat betapa dahsyatnya saat orang-orang zalim didalam sakaratul maut, Para malaikat memukul dengan tangan mereka (seraya berkata), “Keluarkanlah nyawamu! Di hari ini kamu akan dibalas dengan siksa yang menghinakan; karena perkataan-perkataanmu yang selama ini kamu ucapkan perihal Allah yang tidak benar, dan kamu selalu sombong terhadap petunjuk (ayat-ayat)-Nya.”

Jelaslah dari ayat ini bahwa manusia bisa mendapatkan hukuman diwaktu kematian mereka. Dan dalam sebuah hadits Asma bin Abu Bakar RA meriwayatkan bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW menasehati umat dan menjelaskan perihal siksa kubur. Ketika beliau menjelaskan hal ini, semua orang beriman mulai menangis dengan kerasnya, sehingga terciptalah suasana seperti berbaurnya beraneka-ragam ratap-tangis. (Bukhari)

4. Alam Akhirat


Alam akhirat adalah Masa kehidupan di alam yang kekal dalam kenikmatan syurga atau dalam kepedihan neraka. Seseorang tidak mungkin memiliki pengetahuan yang sempurna mengenai persoalan-persoalan yang belum ia alami atau belum mengetahuinya secara hudhuri, atau belum ia sentuh dengan indranya. Berangkat dari kenyataan ini, kita tidak dapat meyakini hakikat alam akhirat dan keadaan-keadaannya secara detail dan sempurna, kita juga tidak dapat menyingkap hakikat-hakikatnya. Meski begitu, kita bisa mengetahui sifat-sifat akhirat melalui akal atau wahyu. Adapun sarana untuk mengetahui sifat-sifat tersebut kita dapat mengenalnya melalui ciri-ciri dari alam akhirat, yaitu :

1. Alam akhirat bersifat kekal dan abadi

2. Alam akhirat merupakan wadah yang pasti untuk terealisasinya kenikmatan dan kasih sayang yang seutuhnya, tanpa ada kesusahan dan kelelahan di dalamnya, sehingga orang-orang yang telah mencapai tingkat kesempurnaan insaninya dapat menikmati kebahagiaan itu. Alam tersebut tidak dicemari oleh maksiat dan penyelewengan apapun. Berbeda dengan dunia yang di dalamnya kebahagiaan yang seutuhnya tidak mungkin terwujud. Yang hanya terwujd di dunia adalah kebahagiaan semu dan bercampur dengan berbagai kesulitan dan kesengsaraan.

3. Alam akhirat setidaknya meliputi dua bagian yang terpisah, yang pertama adalah rahmat, dan yang kedua adalah siksa, sehingga dapat dibedakan orang-orang yang baik dari orang-orang yang jahat, dan masing-masing mendapatkan balasan perbuatannya.Kedua bagian ini biasa dikenal dalam syariat dengan istilah surga dan neraka.

4. Alam akhirat itu luas sehingga bisa menampung pahala dan siksa bagi seluruh umat manusia atas segala apa yang mereka lakukan, berupa amal baik dan amal buruk. Misalnya, ketika seseorang melakukan pembunuhan atas jutaan manusia yang tidak bersalah, hukuman siksa terhadapnya semestinya bisa terjadi di alam itu. Begitu pula sebaliknya, jika seseorang menyelamatkan nyawa jutaan umat manusia, ia dapat menerima pahala setimpal yang terdapat di alam tersebut.

5. Alam akhirat itu merupakan tempat pembalasan, bukan tempat pembebanan tugas dan tanggung jawab.

Percaya adanya kehidupan akhirat adalah sebagai ciri-ciri orang yang sempurna imannya dan bertakwa kepada Allah SWT. Perhatiakan firman Allah SWT:

“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”. (Q.S Al A’laa :17)

Socializer Widget By Blogger
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

0 comments:

Post a Comment